IBA
Beritanya sedang hangat digoreng ibu-ibu diwarung tadi pagi. Ku dengar ceritanya, ada saudagar kaya. Dulu semua orang menyaksikan ia mencampakkan saudaranya untuk hidup dikota. Berdalih agar tidak terlihat kejam ia mengatakan mereka pasti bisa hidup dikota padahal ia sendiri tau mereka sebatangkara.
Namun, semua orang bangga padanya.
Lalu setelah iya berhasil membuat saudaranya pergi, iya merengek seperti meminta dibasuh air matanya. Mengatakan ia takut akan terjadi hal buruk pada saudaranya, akan makan apa saudaranya, akan hidup seperti apa disana.
Dan lagi semua orang semakin terkesima olehnya.
Sampai setelah lama berlalu keberadaan saudaranya dipertanyakan oleh orang-orang. Karna tak kunjung mendapat kabar dari saudaranya. Alih-alih punya rasa bersalah , melainkan hanya merasa didesak orang-orang. Dengan mengenakan peci dan kain sarung ia mengelus dada sambil menyeingai mengatakan bahwa saudaranya itu lupa diri.
Lalu, dengan yakinnya ia bertaruh bahwa saudaranya pasti akan kembali hanya dengan dijanjikan setumpuk uang. Mirisnya semua orang yang mendengarkan percaya padanya.
Begitulah,
Iya bercerita dengan teman-temannya ditaman sebuah rumah sakit jiwa.
Komentar
Posting Komentar